“aku tinggalkan kekayaan alam indonesia ini biar semua
negara besar dunia ini dengan indonesia dan aku tinggalkan hingga bangsa indonesia
sendiri yang mengolahnya”
Begitulah kira kira kutipan Soekarno
yang saya pernah baca di sebuah buku, apa yang kita pikirkan ketika membaca
kutipan itu? Pasti yang terlintas dalam benak kita semua bahwa sumber daya alam
indonesia ini kaya raya, melimpah ruah tidak ada duanya. Bahkan orang-orang
barat sana sangat tergiur dengan kekayaan alam Indonesia hingga mereka menjajah
bangsa ini, hanya saja kita kekurangan sumber daya manusia sehingga ada
sebagian dari beberapa titik di negara Indonesia yang masih diolah oleh
pabrik-pabrik asing, ini yang masih menjadi PR besar bagi rakyat Indonesia bagaimana caranya agar
kekayaan bangsa ini tidak dijadikan media untuk meraup hasil oleh bangsa-bangsa
asing. Bisa kita bayangkan bagaimana jadinya Indonesia nanti jika kekayaan kita
terus dikeruk oleh bangsa lain, tentu kita akan merasa terjajah di negara kita
sendiri mau apapun harus beli dan uang hasil penjualan itu masuk dalam kantong
mereka, sedangkan kita sendiri hidup dalam kemiskinan.
Indonesia bukan hanya dikenal dengan
SDAnya yang maju, tapi juga persatuan dan kesatuannya yang terkenal kuat tidak
tergoyahkan oleh apa pun, meskipun berbeda beda suku, keyakinan, dan bahasa,
mereka tetap satu padu dalam naungan negara Indonesia, hal itu terjadi karena
negara kita berlandaskan pada pancasila, yang intisari dari pancasila itu
sesuai dengan kandungan al quran.
Indonesia
terkenal dengan Negara yang toleransinya tinggi, meskipun ada banyak agama yang
ada di Negara Indonesia ini tetap saja mereka damai sentosa, adanya islam
nusantara yang menjadi ciri khas menjadi peradaban Negara Indonesia menuju masa
depan yang lebih baik, dan pelaksanaan pendidikan bagi kaum perempuan dengan
lebih baik lagi akan menjadikan bangsa Indonesia ini maju di mata dunia.
Islam Nusantara Peradaban Indonesia
Islam nusantara begitu kita
menyebutnya, menjadi salah satu dari ciri khas bangsa indonesia menjadi
terkenal di dunia, islam nusantara mengajari kita persatuan dan kesatuan
negeri, kemaslahatan dan sikap moderat, sehingga islam nusantara menjadi
tonggak dasar dari bangsa ini, para ulama-ulama pesantren telah membentuk suatu
elemen pemersatu yang sangat fundamental yang merealisasikan agama tidak hanya
ditelan mentah mentah tapi dicirikan dalam bentuk bahasa-bahasa nusantara.
Berbicara tentang islam nusantara
yaitu berbicara tentang bagaimana islam sebagai ajaran normatif diamalkan dalam
bentuk bahasa-bahasa nusantara[1]. Seperti yang ditulis
Ahmad Baso dalam bukunya bahwa sebutan nusantara bukan hanya menunjukkan
teritori, tapi juga paradigma pengetahuan, kerja-kerja kebudayaan dan
kreatifitas intelektual yang menandakan bahwa islam nusantara menjadi ikon
tersendiri bagi negara indonesia yang bisa membantu mengamalkan intisari agama
islam yang lebih mudah diterima oleh penduduk nusantara. Dengan adanya
pengamalan seperti ini, rakyat indonesia digodok dengan berbagai keilmuan
nusantara utamanya ilmu pesantren untuk menguatkan kualitas keilmuan rakyat
indonesia, agar paradigmatik nusantara semakin berkembang dan bisa menjadikan
indonesia lebih maju di mata dunia pada era berikutnya.
Ilmu-ilmu pesantren yang mulai
digodok mulai masa wali songo bukan hanya sekadar berbicara tentang
kepercayaan, tapi juga membahas tentang politik-politik dan kekuasaan
kolonialisme dan imperialisme orang barat di negeri ini yang memorak porandakan
bangsa indonesia pada masa dulu, adanya islam nusantara inilah yang banyak
membantu kita dalam menghadapi krisis kepercayaan diri, bahkan untuk ke
depannya islam nusantara inilah yang akan menjadi benteng bangsa ini dari
serangan-serangan keyakinan yang tidak sesuai dengan ajaran yang dibawa Nabi
Muhammad SAW.
“Indonesia
akan memimpin dunia”, saya masih ingat perkataan salah satu guru saya,
tentunya beliau tidak akan berbicara seperti itu jika tidak didasari dengan
alasan-alasan yang kuat. Di Indonesia ada banyak kiai dan para ulama pesantren
yang mencirikan kekuatan indonesia yang didasari oleh adanya islam nusantara,
ketika negara-negara lain saat ini sibuk mengasah pedang untuk menyiapkan
mental jika ada musuh menyerang, Indonesia malah sibuk dengan
pendidikan-pendidikan agar nanti ketika sampai waktunya diperlukan akan
berguna. Sekarang banyak negara-negara lain yang mempunyai musuh dan mereka
mengangkat bendera peperangan maka negara-negara itu nanti tidak punya pilihan
selain Indonesia untuk dijadikan kiblat mengenai persatuan dan kesatuannya.
Perempuan Fondasi Negara
An nisa’u ‘imadul bilad,
idza sholuhat sholuhal bilad, waidza fasadat fasadal bilad yang
artinya perempuan itu adalah tiang
negara, apabila baik perempuan maka baik pula negara, apabila buruk perempuan
maka buruk pula negara.
Dalam
hadits tersebut sangat jelas disebutkan bahwa wanita merupakan tiang suatu
negara, yang namanya tiang haruslah kokoh dan terbuat dari bahan yang kuat agar
tidak mudah roboh. Bukan hanya bagi sebuah negara, dalam sebuah keluarga
perempuan juga merupakan penentu baik atau buruknya keturunan,berdasarkan
penelitian, jika perempuan dalam hubungan rumah tangga itu baik meskipun
ayahnya kurang baik maka anaknya akan menjadi orang yang sholeh, seperti nabi
Ibrahim yang ayahnya adalah seorang
pengikut setia raja Namrud yang notabene beragama yahudi, tetapi karena ibunya
merupakan orang yang iman kepada Allah, maka nabi Ibrahim menjadi seorang nabi.
Sebaliknya terjadi pada nabi Nuh, ia mempunyai istri yang perangainya kurang
baik yang tidak taat pada suaminya, tidak mengikuti ajaran-ajaran islam,
sehingga anaknya Kan’an menjadi orang yang pertama yang menolak ajaran yang
disampaikan oleh Nabi Nuh sehingga dia ditenggelamkan oleh Allah dalam banjir
besar.
Dalam
suatu negara kebanyakan perempuan diletakkan dalam wilayah tertentu merupakan
bentuk pembatasan, penyingkiran dan pengucilan perempuan dalam suatu negara.
Keadaan seperti ini yang tidak kita sadari bahwa menciptakan pembatasan bisa
berimbas pada kemiskinan dan kebodohan kaum perempuan yang hal itu merupakan kebodohan dan kemiskinan
suatu negara. Jika kita mendidik kaum perempuan menjadi kaum yang terpelajar
tentu akan menjadi fondasi yang kuat dalam negara kita ini untuk masa depan
yang cerah.
Karena itu, pendidikan yang baik ditambah
dengan pembiasaan karakter moral yang
tinggi bagi kaum perempuan disertai dengan pengamalan terhadap nilai-nilai
ajaran islam nusantara yang baik maka akan meningkatkan kualitas Negara
republik Indonesia.
*Siswi
Kelas Akhir MA Nasy’atul Muta’allimin Gapura Timur, Gapura, Sumenep
Tidak ada komentar:
Posting Komentar