Terimakasih Telah Berkunjung ke Blog MA Nasy'atul Muta'allimin Gapura Timur Gapura Sumenep

Islam Nusantara Peradaban Indonesia , Perempuan Fondasi Negara

Oleh: Khalifatul Jannah*

            “aku tinggalkan kekayaan alam indonesia ini biar semua negara besar dunia ini dengan indonesia dan aku tinggalkan hingga bangsa indonesia sendiri yang mengolahnya”

            Begitulah kira kira kutipan Soekarno yang saya pernah baca di sebuah buku, apa yang kita pikirkan ketika membaca kutipan itu? Pasti yang terlintas dalam benak kita semua bahwa sumber daya alam indonesia ini kaya raya, melimpah ruah tidak ada duanya. Bahkan orang-orang barat sana sangat tergiur dengan kekayaan alam Indonesia hingga mereka menjajah bangsa ini, hanya saja kita kekurangan sumber daya manusia sehingga ada sebagian dari beberapa titik di negara Indonesia yang masih diolah oleh pabrik-pabrik asing, ini yang masih menjadi PR besar bagi  rakyat Indonesia bagaimana caranya agar kekayaan bangsa ini tidak dijadikan media untuk meraup hasil oleh bangsa-bangsa asing. Bisa kita bayangkan bagaimana jadinya Indonesia nanti jika kekayaan kita terus dikeruk oleh bangsa lain, tentu kita akan merasa terjajah di negara kita sendiri mau apapun harus beli dan uang hasil penjualan itu masuk dalam kantong mereka, sedangkan kita sendiri hidup dalam kemiskinan.
            Indonesia bukan hanya dikenal dengan SDAnya yang maju, tapi juga persatuan dan kesatuannya yang terkenal kuat tidak tergoyahkan oleh apa pun, meskipun berbeda beda suku, keyakinan, dan bahasa, mereka tetap satu padu dalam naungan negara Indonesia, hal itu terjadi karena negara kita berlandaskan pada pancasila, yang intisari dari pancasila itu sesuai dengan kandungan al  quran.
            Indonesia terkenal dengan Negara yang toleransinya tinggi, meskipun ada banyak agama yang ada di Negara Indonesia ini tetap saja mereka damai sentosa, adanya islam nusantara yang menjadi ciri khas menjadi peradaban Negara Indonesia menuju masa depan yang lebih baik, dan pelaksanaan pendidikan bagi kaum perempuan dengan lebih baik lagi akan menjadikan bangsa Indonesia ini maju di mata dunia.

Islam Nusantara Peradaban Indonesia

            Islam nusantara begitu kita menyebutnya, menjadi salah satu dari ciri khas bangsa indonesia menjadi terkenal di dunia, islam nusantara mengajari kita persatuan dan kesatuan negeri, kemaslahatan dan sikap moderat, sehingga islam nusantara menjadi tonggak dasar dari bangsa ini, para ulama-ulama pesantren telah membentuk suatu elemen pemersatu yang sangat fundamental yang merealisasikan agama tidak hanya ditelan mentah mentah tapi dicirikan dalam bentuk bahasa-bahasa nusantara.
            Berbicara tentang islam nusantara yaitu berbicara tentang bagaimana islam sebagai ajaran normatif diamalkan dalam bentuk bahasa-bahasa nusantara[1]. Seperti yang ditulis Ahmad Baso dalam bukunya bahwa sebutan nusantara bukan hanya menunjukkan teritori, tapi juga paradigma pengetahuan, kerja-kerja kebudayaan dan kreatifitas intelektual yang menandakan bahwa islam nusantara menjadi ikon tersendiri bagi negara indonesia yang bisa membantu mengamalkan intisari agama islam yang lebih mudah diterima oleh penduduk nusantara. Dengan adanya pengamalan seperti ini, rakyat indonesia digodok dengan berbagai keilmuan nusantara utamanya ilmu pesantren untuk menguatkan kualitas keilmuan rakyat indonesia, agar paradigmatik nusantara semakin berkembang dan bisa menjadikan indonesia lebih maju di mata dunia pada era berikutnya.
            Ilmu-ilmu pesantren yang mulai digodok mulai masa wali songo bukan hanya sekadar berbicara tentang kepercayaan, tapi juga membahas tentang politik-politik dan kekuasaan kolonialisme dan imperialisme orang barat di negeri ini yang memorak porandakan bangsa indonesia pada masa dulu, adanya islam nusantara inilah yang banyak membantu kita dalam menghadapi krisis kepercayaan diri, bahkan untuk ke depannya islam nusantara inilah yang akan menjadi benteng bangsa ini dari serangan-serangan keyakinan yang tidak sesuai dengan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW.
            Indonesia akan memimpin dunia”, saya masih ingat perkataan salah satu guru saya, tentunya beliau tidak akan berbicara seperti itu jika tidak didasari dengan alasan-alasan yang kuat. Di Indonesia ada banyak kiai dan para ulama pesantren yang mencirikan kekuatan indonesia yang didasari oleh adanya islam nusantara, ketika negara-negara lain saat ini sibuk mengasah pedang untuk menyiapkan mental jika ada musuh menyerang, Indonesia malah sibuk dengan pendidikan-pendidikan agar nanti ketika sampai waktunya diperlukan akan berguna. Sekarang banyak negara-negara lain yang mempunyai musuh dan mereka mengangkat bendera peperangan maka negara-negara itu nanti tidak punya pilihan selain Indonesia untuk dijadikan kiblat mengenai persatuan dan kesatuannya.

Perempuan Fondasi Negara

An nisa’u ‘imadul bilad, idza sholuhat sholuhal bilad, waidza fasadat fasadal bilad yang artinya perempuan itu adalah tiang negara, apabila baik perempuan maka baik pula negara, apabila buruk perempuan maka buruk pula negara.
Dalam hadits tersebut sangat jelas disebutkan bahwa wanita merupakan tiang suatu negara, yang namanya tiang haruslah kokoh dan terbuat dari bahan yang kuat agar tidak mudah roboh. Bukan hanya bagi sebuah negara, dalam sebuah keluarga perempuan juga merupakan penentu baik atau buruknya keturunan,berdasarkan penelitian, jika perempuan dalam hubungan rumah tangga itu baik meskipun ayahnya kurang baik maka anaknya akan menjadi orang yang sholeh, seperti nabi Ibrahim yang  ayahnya adalah seorang pengikut setia raja Namrud yang notabene beragama yahudi, tetapi karena ibunya merupakan orang yang iman kepada Allah, maka nabi Ibrahim menjadi seorang nabi. Sebaliknya terjadi pada nabi Nuh, ia mempunyai istri yang perangainya kurang baik yang tidak taat pada suaminya, tidak mengikuti ajaran-ajaran islam, sehingga anaknya Kan’an menjadi orang yang pertama yang menolak ajaran yang disampaikan oleh Nabi Nuh sehingga dia ditenggelamkan oleh Allah dalam banjir besar.
Dalam suatu negara kebanyakan perempuan diletakkan dalam wilayah tertentu merupakan bentuk pembatasan, penyingkiran dan pengucilan perempuan dalam suatu negara. Keadaan seperti ini yang tidak kita sadari bahwa menciptakan pembatasan bisa berimbas pada kemiskinan dan kebodohan kaum perempuan yang  hal itu merupakan kebodohan dan kemiskinan suatu negara. Jika kita mendidik kaum perempuan menjadi kaum yang terpelajar tentu akan menjadi fondasi yang kuat dalam negara kita ini untuk masa depan yang cerah.              
Karena itu, pendidikan yang baik ditambah dengan pembiasaan   karakter moral yang tinggi bagi kaum perempuan disertai dengan pengamalan terhadap nilai-nilai ajaran islam nusantara yang baik maka akan meningkatkan kualitas Negara republik Indonesia.

*Siswi Kelas Akhir MA Nasy’atul Muta’allimin Gapura Timur, Gapura, Sumenep



[1] Ahmad Baso,( Pesantren Studies 4a, Jakarta, pustaka Afid Jakarta, 2013 ) hlm 403

Kenangan Jaka Lombang dan Cemara Udang



Nurul Maudila
  
Pantai Lombang dengan pemandangan lugunya,dengan hamparan pasir yang mengubur banyak harta karun kenangan masa lalu dan kunci peradaban pada masa yang akan datang selalu jadi perbincangan hangat para penduduk dari luar atau dalam Madura. Pantai bersejarah ini merupakan salah satu tempat pariwisata yang dikenal dan tidak asing lagi untuk didengar. Ada banyak keindahan tersendiri yang tersimpan mulai dari denting reranting yang gemulai,ketenangan dedahan cemara ketika dicumbui angin beraroma laut khas,hamparan pasir putih yang empuk ketika dilewati selisipan kaki manusia,siapa pun akan rindu perihal kenang yang disimpan di sana. Banyak para wisatawan yang datang jauh jauh untuk menikmati keluguan dan kesegaran lombang yang sampai saat ini masih terjaga. Ada dari mereka yang datang untuk menikmati bulir pasir yang terhampar,ada pula yang ingin merenangi lautannya,ada pula yang ingin melihat kerang dan kerangnya,ada pula yang ingin menyegarkan kepiluannya,ada pula yang ingin membuat kenangan pahitnya,dan ada pula di antara mereka yang ingin bermain dengan dedahan dan reranting lalu menggantung kenangan mereka sendiri.
    Selain menjadi tempt pariwisata,pantai lombang pun menjadi sarana perekonomian masyarakat untuk mencari kebutuhan hidup mereka per harinya. Contohnya saja ada dari mereka yang menjual aneka makanan dan minuman ala lombang yang menjadi pemuas dan penunda lapar para pengunjung di sana. Dialek mereka pun juga sangat khas ketika didengar,hal itu membuktikan bahwa Indonesia ini memang kaya akan bahasa. Adanya lombang ini memang memberi keteduhan bagi wisatawan baik itu dengan pasirnya,lautannya,atau pohon cemaranya.
   Ada sejarah tersendiri yang disimpan oleh pantai ini,sejarah yang menjadikannya tetap ada dan tetap terkenang. Salah satunya adalah hutan Cemara Udangnya. Hutan yang menyimpan kisah asmara yang digantung di reranting dan batang cemaranya. Kenangan inilah yang tetap tertampung mesra di hati para masyarakat
     Konon di sana pernah terjalin asmara dari Pangeran Jaka Lombang dari kerajaan kecil bernama Candiraja dengan Putri Cemara Udang. Kerajaan tersebut makmur dan kaya raya,tanahnya penuh dengan rezeki Tuhan,hasil lautnya pun melimpah. Rakyat-rakyatnya hidup makmur dan sejahtera. Daerah pantai utara menjadi sumber pendapatan para nelayan. Di sanalah ikan dan udang berseliweran begitu melimpah. Ada dari mereka yang berprofesi sebagai nelayan,petani,dan lain lain.
   Sang raja memerintah dengan adil dan bijaksana serta dermawan. Raja tersebut sangat mengutamakan kepentingan rakyatnya sehingga rakyatnya sangat mematuhi dan menyeganinya. Sayangnya,raja tersebut memiliki permaisuri yang congkak yang selalu mengagungkan kekayaannya,perhiasan yang dipakainya selalu dipamerkan untuk menandakan bahwa dia seorang perempuan sempurna yang mewah dengan perhiasan mahal. Pangeran Jaka Lombang adalah putra yang lahir dari buncah keringatnya. Seorang pemuda yang adil,bijaksana serta menghormati orang lain meskipun bukan dari kalangan bangsawan.
   Pangeran Jaka Lombang menjalani kisah asmara dengan wanita desa bernama Radina. Wanita yang cantik dan baik tapi sayang sekali derajatnya tidak sesuai dengan derajat yang dimiliki oleh Jaka Lombang sehingga membuat permaisuri tidak bisa menerima cinta yang dijalani putranya sehingga dipanggillah Jaka Lombang untuk menghadap. “Betulkah engkau menjalani asmara dengan seorang gadis legung yang miskin anak seorang nelayan ang derajatnya rendah wahai putraku?” Tanya permaisuri “Memang betul ibunda,hamba sangat mencintai Radina,dia seorang wanita yang mulia. Hamba ingin menjadikannya seorang istri sebab ayahanda sudah menyetujui hubungan kami bunda..” Jawab Jaka Lombang. “Kamu harus mencari wanita bangsawan yang pantas mendampingimu pangeran,bukan seorang gadis miskin dari kalangan yang berbeda. Ayahmu menyetujui hubungan kalian karena ayahmu itu lemah. Memalukan sekali seorang pangeran menikahi gadis miskin tidak berguna,tidak ada untungnya sekali. Aku tidak merestui kalian. Dan mulai sekarang kautidak boleh keluar menemuinya lagi.” Semenjak percekcokan itu terjadi,diam-diam permaisuri telah memerintahkan prajurit untuk menyingkirkan Radina,dibuanglah Radina ke suatu pulau terpencil. Saat mengetahui hilangnya Radina,pangeran Jaka Lombang sangat merasa kehilangan dan putus asa.
Suatu hari,terjadilah bencana kelaparan melanda masyarakat di seluruh Madura. Tanah gersang tanaman-tanaman kering,tak satu pun nelayan bisa menangkap seliwer ikan lagi. Diam diam Jaka Lombang menemui penduduk desa. Tepat di wilayah perbukitan sebelah selatan desa Legung banyak rakyat yang mati terbengkalai seperti batang. “Perkampungan ini penuh dengan batang. Suatu saat bila kaudatang ke kampung ini ingatlah sebagai kampung batang,bantulah pendududknya dari bencana kelaparan,ajarkanlah mereka bercocok tanam dengan benar agar bencana ini tidak terulang lagi.” Memikirkan hal ini sang raja menjadi sedih. Dia memanggil pejabatnya untuk saling bertukar saran atas terjadinya masalah krisis ekonomi yang seperti ini tetapi para pejabat malah berebut memberi saran sehingga membuat sang raja murka,suasana pun  tidak lagi ramah. Pangeran Jaka Lombang membuka suara “Ampun ayahanda, hamba ingin memberikan usul,ijinkanlah putramu merantau agar hamba bisa menyelesaikan masalah semacam ini. Hamba akan mencari petunjuk kepada Allah.” Akhirnya raja mengizinkannya. Berangkatlah Jaka Lombang bersama kedua prajurit setianya untuk mencari jalan keluar bagi masalah ini. Sampai di sebuah hutan dia bertapa di atas batu besar berbulan-bulan hingga tampaklah wajah bersinar,batu tersebut bagaikan rata seperti hamparan tikar ,prajuritnya terkagum sehingga batu tersebut dijuluki dengan Toteker yang sampai saat ini masih ada. Jaka Lombang dan prajuritnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan,menyeberangi laut,dan pergi ke sebuah pulau. Di sana dia melihat seorang kakek yang minta tolong karena kambingnya dibawa oleh prajurit. Ia menjerit jerit untuk tidak diambil kambingnya,punggung kakek tersebut dipukuli. “Kalian ini prajurit macam apa,siapa yang memerintahkan kalian untuk mengambil hak orang secara paksa,kerajaan tidak pernah memeritahkan kalian untuk menarik pajak yang besar” ucap Jaka Lombang. “Siapa kamu berani mencampuri urusan kami.” Bentak mereka “Kalian tidak mengenal siapa aku,lihatlah baik baik siapa aku !” seketika wajah prajurit menjadi pucat pasi “Ampun pangeran,kami hanya menerima perintah dari permaisuri.” Jaka Lombang tampak pilu,mendengar sikap ibunya belum juga berubah tetap tamak kepada harta,terkenanglah wajah cantik Radina. “Jangan diulangi lagi !” perintah Jaka Lombang. Kemudian mereka berlayar ke laut utara akhirnya sampailah mereka ke pulau Nusa Udang pualu yang jauh tepatnya di sebelah utara pulau Madura. Bertemulah Jaka Lombang dengan seorang gadis jelita sesuai dengan petunjuk yang ada di semedinya,wajah itu tidak asing baginya. Tidak salah lagi,dia adalah Radina wanita yang amat dicintainya. “Bukankah engkau adalah Radina,wanita yang amat kupuja selama ini.” Jelas pangeran “Aku bukan Radina lagi, dia telah pergi. Sekarang aku adalah putri Cemara penguasa pulau ini,marilah ikut aku. Aku akan menolongmu.” Cemara memberikan bungkusan kepada pangeran Jaka Lombang. “Sungguh mulia hatimu.” Puji Jaka Lombang. “Pulanglah,bukalah bungkusan tersebut dan tanamlah.”
   Sampailah Jaka Lombang di kerajaan. Jaka Lombang mengikuti cara yang diberikan oleh Putri Cemara. Disaksikanlah pembukaan bungkusan tersebut oleh para pejabat dan ayahandanya sendiri. Pelan pelan dia membukanya. Tertegunlah Jaka Lombang ketika melihat isi bungkusan tersebut adalah potongan rambut dan kuku. Segeralah Jaka Lombang menanamnya tak jauh dari pantai. Hari-hari telah dilewati,tanaman itu kini tumbuh menjadi hutan Cemara yang subur,ajaib sekali. Bentuk dedaunannya bagaikan barisan udang yang bergerak tertiup angin. Para nelayan bahagia sekali sebb bersamaan dengan tumbuhnya tanaman tersebut ikan dan udang juga tiba tiba datang berseliweran,tangkapan mereka melimpah. Krisis ekonomi tersebut samar samar telah hilang. Hati rakyat berdesir,semua itu berkat bantuan dari Putri Cemara Udang dan perjuangan Jaka Lombang. Oleh sebab itu hutan tersebut dinamakan sebagai hutan Cemara Udang,sedangkan pantainya dinamakan pantai Lombang. Demikianlah kisah asmara dari Jaka Lombang dan Cemara Udang. Setelah sekian lama menikmati rundung perpisahan,rindang hasil perjuangan pun datang berdesir pada mereka. Asmara mereka memberikan keuntungan bagi rakyat dan berkat hal itu mereka dikenang sebagai dua sejoli yang memberikan keuntungan tiada terkira. Tuntaslah kisah ini setelah menyelesaikan juang yang berakhir dengan limpahan kebahagiaan.

   
    




   

Mitos Kematian dan Bayang-Bayang Kepercayaan yang samar


Ada beberapa kisah yang menarik untuk kukisahkan secara utuh atau hanya bisa kuceritakan potongan-potongannya saja. Sebuah kisah yang tak tertulis di kertas mana pun, seputar kepercayaan yang hanya dimiliki oleh masyarakat tertentu, dan selarik cerita yang didengar dari lisan ke lisan dan dari masa ke masa. Hingga memiliki beberapa penyajian yang berbeda-beda.
***
Dahulu kala, ada sebuah mitos yang dipercaya oleh kebanyakan masyarakat desa ini. Sebuah kepercayaan akan ruh-ruh yang bergentayangan setiap kali ada yang meninggal dunia, kami percaya bahwa sanak keluarga yang meninggal tidak benar-benar hilang, mereka akan tetap berada dekat  walau mungkin tak kasat mata tapi bisa dirasakan kehadirannya di sekitar.
Pada hari pertama, kedua, ketiga, hingga ketujuh setelah kematian salah satu sanak keluarga, rumah kami biasanya ramai oleh tetangga dan kerabat dekat yang berdatangan untuk turut berduka cita, bahkan ada sebagian mereka yang menginap beberapa hari. Namun di tengah ramainya orang-orang desa, keluarga yang ditinggalkan biasanya masih saja merasakan kehadiran sanak keluarga yang meninggal di dekatnya. Ada yang kadang masih merasa ditemani saat tidur, masih mendengar tawa yang meninggal di sela-sela tawa anak-anak kecil yang bermain-main di halaman rumahnya, atau melihat samar-samar saat keheningan mulai mencekam sesosok yang meninggal masih berada di tempat yang biasanya ia sukai.
Setiap kali malam tiba. Jika ada yang meninggal biasanya kami mengunci pintu dan menutup jendela rapat-rapat, sebab kebanyakan dari yang meninggal mengganggu kami dengan segala ocehannya yang tidak jelas, kami merasa takut jika mendengarnya. Ada yang terkadang mengetuk-ngetuk pintu untuk minta makan, minta air, atau bahkan minta selimut buat tidur, dan ada juga yang menghampiri kami yang sedang tidur untuk sekadar mendengarkan cerita pengantar tidur katanya. Saat sesosok ruh itu menghampiri atau sekadar suaranya yang terdengar di telinga, sekujur tubuh menjadi kaku, mulut tidak bisa mengeluarkan suara, dan bahkan tubuh terasa sangat berat seperti ada seseorang yang menimpanya.
Sebagian dari kami bahkan sampai tidak berani keluar rumah saat malam hari setiap kali ada yang meninggal, kami merasa resah dan takut. Ada juga sebagian masyarakat desa ini  memilih berlayar untuk menghindari teror ruh yang gentayangan, tapi lucunya ruh yang meninggal terkadang juga ikut berlayar dan mengganggu mereka yang benar-benar takut. Hingga akhirnya mereka mengurungkan niatnya untuk berlayar dan kembali ke rumahnya dengan perasaan takut sekaligus terheran-heran dengan segala yang telah terjadi.
***
            Kisah ini kudengar dari para sesepuh kampung yang sudah sangat renta usianya, kucermati setiap kata yang terlontar, kuingat-ingat setiap cerita yang terucap, kemudian kutulis segala hikayat berbentuk kisah cinta atau sekadar kata-kata manja.
Baiklah akan kulanjutkan saja kisahnya.
***
            Di suatu malam yang hening, ada seorang nelayan yang berlayar untuk menangkap ikan, ia berangkat seorang diri dari rumahnya. Dalam lautan ia pun hanya ditemani sepi dan kesunyian yang mencekam. Tiba-tiba sampannya terhenti, entah apa yang menghalanginya. Kemudian ia memeriksanya dan betapa terkejutnya ia saat menemukan sesosok anak kecil yang sudah tak bernyawa tengah mengambang-hambang di luasnya hamparan samudera malam.
            Ia memutuskan membawa mayat itu ke daratan, dibawa ke rumahnya untuk dimakamkan secara layak tanpa ada yang tahu-menahu sanak keluarga anak kecil yang meninggal itu.
            Malam berikutnya, nelayan itu berlayar lagi. Meninggalkan istri dan anaknya yang masih kecil di rumah. Mereka hanya tinggal berdua di rumah yang cukup sederhana, dan malam itu mereka sudah terlelap dalam mimpinya masing-masing, hingga tiba-tiba terdengar seseorang yang mengetuk pintu, istri nelayan itu pun terbangun. Tapi anehnya ia tidak bisa berkata apa-apa, mulutnya bungkam seribu bahasa, tubuhnya pun terasa berat untuk sekadar beranjak dari tempat tidur. Kendati demikian, ia tetap bisa mendengar ketukan pintu itu yang kemudian muncul suara seorang anak kecil yang minta dibukakan pintu, katanya anak itu ingin masuk rumah dan tidur bersama mereka, memeluk kehangatan yang diam membisu. Ia pun menyangka bahwa anak kecil itu ialah ruh anak yang tadi pagi ia kuburkan bersama suaminya.
            Dengan susah payah, istri nelayan itu pun berhasil melontarkan sebuah kalimat  “ Pergilah ! atau besok akan kusiram kuburanmu dengan air panas ”. Lalu keadaan menjadi hening, perlahan ia pun bisa bangkit ari tempat tidurnya. Pikirnya ruh itu mungkin sudah pergi karena takut akan ancamannya, lalu ia memutuskan untuk tidur lagi.
            Keesokan harinya, istri nelayan itu bercerita kepada suaminya tentang kejadian menyeramkan tadi malam, sang suami pun tertawa tanpa rasa bersalah sama sekali, padahal sang istri menuduhnya sebagai penyebab dari terjadinya kejadian menyeramkan itu. Di situ juga ada saudara sang nelayan yang kebetulan berkunjung dan juga mendengar cerita dari istrinya, ia tidak percaya dan menertawakan istri nelayan itu, menganggapnya hanya mimpi saja. Istri nelayan itu puun tersinggung dan menyuruh saudaranya untuk menginap dan membuktikan sendiri adanya hantu anak kecil itu.
            Malam harinya, saudara nelayan itu pun menginap dan nekat tidur di luar bersama suaminya, untuk membuktikan bahwa cerita sang istri nelayan tidaklah benar. Saat mereka sudah beradu dengan mimpinya, tiba-tiba saudara nelayan itu mendengar suara musik lenong yang samar-samar, lalu ia membuka mata dan melihat ke sekilingnya, ia begitu kaget ketika melihat sekelabat bayang-bayang anak kecil menari-nari di ujung kakinya, ia mencubit sang suami tapi sang suami tidak juga bangun. Kemudian ia memutuskan untuk tidur saja dan membiarkan hantu itu menari-nari sesuka hati.
            Keesokan harinya, berkumpulnya sang nelayan, istrinya, dan saudaranya itu. Si saudara nelayan pun bercerita dengan tawa terpingkal-pingkal mengenai peristiwa tadi malam yang menimpanya, kemudian semuanya ikut tertawa dan suasana pun menjadi hangat kembali.
***
                Seiring dengan bergantinya masa dan majunya tekhnologi belakangan ini, cerita-cerita itu kemudian dipercaya hanya sebagai mitos, bahkan ada sebagian yang tidak percaya lagi akan cerita itu, mereka menganggap bahwa orang-orang dulu hanya mengada-ngada untuk memperkuat kesan mistis di kalangannya. Ada sebagian yang masih percaya akan nyatanya peristiwa itu, dan mengapa cerita-cerita itu tidak bisa dibuktikan kenyataannya di era ini, karena mereka meyakini bahwa dengan adanya lampu-lampu yang terang menderang di setiap rumah, suara adzan yang sudah menggunakan pengeras suara, dan adanya tahlilan di setiap malam pertama sampai ketujuh jika ada yang meninggal, memberi kesan takut kepada hantu-hantu orang yang meninggal itu untuk mengganggu sanak keluarga dan tetangga yang masih hidup.
            Bagi sebagian orang yang masih percaya akan adanya ruh-ruh orang yang meninggal masih tinggal di dekatnya, setiap malam jum’at mereka masih membakar kemenyan dan memberi makanan juga minum kepada tetangganya, dan itu dianggap sebagai persembahan untuk sanak keluarga yang sudah meninggal.
            Atau pada hari-hari yang membahagiakan, seperti hari raya misalnya. Ada sebagian dari mereka yang membelikan serangkaian pakaian untuk sanak keluarga yang sudah meninggal, kemudian memberikannya kepada tetangga yang kurang mampu. Cukup menarik bukan ?
***
            Itulah sebagian kisah yang kuketahui dari para sesepuh, yang kudengar ketika masih kanak-kanak, yang biasanya diceritakan setiap kali selesai ngaji di surau, di bawah rembulan yang berkisah tentang kenyaman dan di antara malam yang bercerita akan kebisuan yang menemaninya.


Oleh : Indri Yana
Kelas : XII Agama / 2


Pemuda untuk Masa Depan Indonesia


 Seperti yang telah kita ketahui bahwa pemuda adalah identitas suatu bangsa, dengan peranannya yang akan menjadi penerus segala yang ada dalam tata sebuah Negara dan kekuasaannya, termasuk di Indonesia ini yang mengharapkan pemuda-pemudi bangsa supaya dapat membawa Bangsa Indonesia menuju kemajuan yang lebih maju lagi.
Soekarno pernah mengatakan dalam pidatonya tentang peran pemuda  yang sangat penting, yaitu : “Beri aku 1.000 orang tua, maka akan kucabut Semuru dari akarnya. Tapi, beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncangkan dunia”. Sangatlah jelas bahwa peran kita sebagai pemuda bangsa sangat penting untuk menjadi penentu akan seperti apa Indonesia kedepannya ini.
Ialah suatu hal yang sangat disayangkan tentunya. Jika melihat banyak pemuda sekarang yang rata-rata tidak pernah memikirkan masa depan bangsa ini, ada sebagian dari mereka yang hanya mementingkan ego sendiri yang hidupnya hanya untuk memuaskan nafsunya.
Seperti yang telah banyak ditemui di media sosial atau di sekitar kita, bahwa kebanyakan pemuda-pemudi zaman sekarang hanya mengejar popularitas, kemana-mana bawa gadget, berpose layaknya bintang film padahal tidak ada yang membayar mereka malahan mereka sendiri yang harus membayar, dan masih banyak lagi hal lain yang tidak positif. Apakah mereka pernah berpikir sekali saja tentang masa depan Bangsa Indonesia ? Sadarkah mereka, bahwa kehidupan yang dijalani sangat berpengaruh bagi masa depan suatu bangsa yang mereka miliki ? atau jangan-jangan, mereka lupa kepada bangsa mereka sendiri ?
Namun, ada juga sebagian pemuda-pemudi lainnya yang masih memikirkan moral dan nilai-nilai Bangsa Indonesia juga bagaimana kedepannya. Sebagian dari mereka sadar bahwa mereka adalah masa depan Indonesia. Maka mereka cenderung melakukan hal-hal positif, seperti memperkaya pengetahuan dengan mencari ilmu agar Indonesia lebih maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan juga hal-hal lainnya yang bernilai positif.
Maka sangatlah jelas, bahwa masa depan Indonesia dapat dilihat dengan melihat kepada  pemuda-pemudinya. Jika pemudanya baik maka baik pula masa depan bangsa ini dan jika pemudanya kurang baik maka sangat kecil kemungkinan masa depan bangsa ini menjadi baik.

Oleh : Indri Yana
    XII Agama 2   
*naskah lomba esai CSD tahun 2018

BAHASA dan MASA DEPAN BANGSA KITA



            Bangsa yang baik terlahir dari sebuah peradaban yang baik. Setiap peradaban tentunya memiliki peran penting yang melatarbelakanginya, latar belakang itulah yang pada akhirnya menghasilkan banyak buah kesuksesan. Pembentukan suatu karakter, suatu bangsa tak akan pernah terbentuk tanpa adanya karakter sebab suatu karakter dapat membentuk banyak hal dalam kehidupan seseorang , yang mana dalam kehidupan tersebut tentunya terjadi banyak sekali suatu perubahan baik dalam budaya, ekonomi, politik, agama dan lain sebagainya. Dalam sektor budaya sendiri misalnya, apabila budaya suatu bangsa itu mengalami kemerosotan maka jelas juga hal tersebut berpengaruh besar akan identitas bangsa itu sendiri,sebab memang sudah tidak bisa diingkari bahwa kehidupan tidak bisa dipisahkan dari yang namanya budaya. Sebab ibarat sebuah kebun apabila tidak dirawat dengan baik oleh tukang kebunnya maka pasti apa yang dihasilkan kebun tersebut jugaakan mengalamikerusakan.
            Adapun cara untuk mempertahankan budaya yang baik tentunya tak akan pernah lepas dari peran suatu bahasa,Hesty Kusumawati mengatakan bahwa bahasa dapat memungkinkan terjadinya pertumbuhan dan penularan kebudayaan, kelangsungan masyarakat serta efetifnya fungsi dan kontrol kelompok sosial, sebab melalui alat bahasalah anggota dari masyarakat dimungkinkan untuk bekerjasama dan memecahkan permasalahan kehidupan masyarakat atau bahasa singkatnya yaitu bahasa  merupakan sarana berkomunikasi yang baik antar individu, kelompok maupun bangsa. Sehingga dari hal ini dapat mendorong terjadinya tolak ukur yang baik dalam berbudaya, karna apabila setiap perorangannya sudah lancar berbahasa dengan baik maka akan lebih mudah menciptakan kelangsungan suatu interaksi, sehingga pembudayaan suatu budaya dapat brlangsung sebagaimana semestinya.
            Mengingat hari diresmikannya bahasa indonesia sebagai bahasa kesatuan bangsa Indonesia sudah tinggal menghitung jari yaitu 28 Oktober mndatang, maka perluh kiranya bagi kita semua untuk lebih meningkatkan pola berbahasa yang baik dan benar, sebab bahasa yang baik sangat dibutuhkan baik dalam suatu interaksi atau kemajuan bangsa pada umunya, lebih–lebih pada waktu-waktu ini, banyaknya konflik-konflik antar masyarakatnya maupun perindivunya yang disebabkan dari faktor-faktor luar misalnya umumnya yang mempengaruhi seperti contoh yang jelas misalnya budaya, maraknya budaya luar saat ini sangatlah memicu akan aspek kehidupan kita dengan ini sangatlah penting bagi kita khususnya untuk mengetahui lebih awal bagaimana cara berbahasa kita sehingga suatu komunikasi terjalin dengan maksimal, sebab kelancaran bahasa kita sangat memicu terhadap setiap perubahan karakter bangsa dan juga termasuk kausalitas terpenting dalam setiap peradaban bangsa itu sendiri. Dalam faktor sosial, ekonomi, agama dan lain sebagainya semuanya tetap berdasar pada bagaimana cara berbahasa kita pada awalnya.
            Membudayakan suatu budaya yang baik juga dapat dilakukan dengan banyak hal lebih-lebih budaya seni umpamanya baik seni tersebut berupa seni tulis, seni rupa, seni suara dan lain sebagainya yang mana semua itu juga tak lepas dari peran bahasa, bicara tentang seni pasti tak akan pernah lepas dari apa yang dikatakan apa itu sastra tentunya sedangkan bicara tentang sastra juga tak akan lepas dari sebuah bahasa, ibarat sebuah rumah bahasa itu adalah fondasi dari sebuah sastra apabila fondasinya buruk maka secara otomatis sebuah sastra tak akan terbangun dengan baik pula. Kenapa harus dengan bahasa dan sastra? Karena dikalangan remaja pada umumnya karya sastra yang berbentuk seni dapat menciptakan kesenangan tersendiri dalam sitiap diri seseorang sehingga denagn mudah tertanam dan berkembang yang mana hal ini juga sangat memicu akan karakter bangsa untuk lebih maju.
            Munculnya budaya asing seperti yang dijelaskan di awal sangatlah memicu akan pengembangan suatu karakter dikarenakan hal tersebut merupakan cermin buram bagi masyarakat pada umumnya, tak heran jika baru-baru ini kita dengar di lombok, palu sulawesi selatan bahkan tempat tinggal kita sendiri, Madura terjadi gempa bumi. Bukankah hal tersebut sudah merupakan peringatan dari Allah SWT pada ummatnya? Jika kita kaji hal ini lebih dalam lebih dalam tentunya peringatan Allah ini tidak pernah terlahir jika saja ummatnya tak melakukan hal-hal yang tak disenangi oleh tuhannya.
            Mengingat ini, tentunya sangatlah diperlukan kesadaran akan diri kita khususnya untuk lebih mempertahankan pola hidup kita kedepannya baik dalam bersosial, beragama, nerpolitik, dan sebagainya. Sebab dalam hidup ini tak akan pernah lepas dari semua hal tersebut. Sehingga dari hal ini kita dapat mencipta suatu peradaban besar akan bangsa kita.

*esai di tulis dalam rangka lomba CSD tahun 2018

                                                                                Riskiyah
                                                                                XII-Agama/2

MA PUTRI NASY’ATUL MUTA’ALLIMIN GAPURA TIMUR GAPURA



Diskusi putaran kedua ini mengambil judul buku “Operation Neptune Spear” S. Saragih pada tanggal 2 Oktober 2018 yang bertempat di ruang kelas 1 Agama 2 cukup hangat karena pemateri adalah ketua OSIS kalau sebelumnya di isi oleh ketua IPPNU, maka kali di isi oleh Khalifatul Jannah sebagai ketua OSIS Putri MA NASA Gapura.
Mereka masih sebatas menyampaikan apa yang mereka baca, belum ada upaya untuk mengkritik buku tersebut, namun bagi mereka tidak apa-apa sebab ini baru belajar, tandasnya.
Komunitas Cinta Baca putri diadakan pada setiap bulan pada minggu pertama hari Selasa. kegiatan ini akan terus dilanjut.